Pintu Menuju 2019

Flashback ke jaman kuliah di Bandung dulu, di tingkat 1 (Semester 1 dan 2) saya sangat tertarik mengikuti banyak seminar entrepreneur (pengusaha) yang mengubah semua pola pikir saya selama sebelum kuliah dulu.

Sekolah-Dapat nilai bagus- Dapat Kerjaan di perusahaan yang bagus (titik) . Sebatas itulah dulu konsep pemikiranku dan (mungkin) mayoritas keluargaku.

Pada tahun 2010an, dimana adalah awal-awal aku masuk dunia perguruan tinggi, kampusku sangat getol untuk mendorong mahasiswa nya menjadi wirausahawan. Kenapa? Karena pengusaha di Indonesia masih kurang dari 2% saat itu, dimana dari data yang ada, bahwa negara maju minimal mempunya 2% pengusaha dari total penduduknya.

Mulailah saat itu aku mengikuti seminar-seminar yang dihadiri oleh Top CEO dan pejabat pemerintahan yang sangat berpengaruh di negeri ini. Motivasi dan hasil-hasil yang dipaparkan sangat menggubah pemikiran ku.

Sampai akhirnya muncullah keinginan dan mindset dalam diriku, bahwa suatu saat aku akan menjadi pengusaha dan punya bisnis sendiri.

Keberjalanan waktu, ternyata hidup menjadi semakin sulit, lepas tingkat 1, aku masuk ke jurusan teknik sipil. Yang ternyata, kalau boleh jujur, itu adalah tempat yang sangat sulit buatku. Beberapa kali aku harus tergopoh-gopoh untuk akhirnya menyelesaikan studiku di jenjang S1.

Skip,skip,skip.

Singkat cerita , selepas lulus kuliah, Seniorku di sipil dan NDago, mengajakku untuk gabung dengan perusahaan rintisan kenalan beliau, di bidang kontraktor. Saat itu perusahaanya baru saja dibuka, dan saya termasuk salah satu orang yang melihat pemiliknya menggunting pita dan meresmikan perusaan tersebut.

Peluang begitu besar untuk menjadi pengusaha saat itu, karena aku bisa belajar dan bertumbuh bersama di perusahaan rintisan itu.

Tapi ternyata takdir berkata lain, dengan begitu banyak pertimbangan dan alasan, aku menandatangani surat perjanjian kerja dengan perusahaanku sekarang.

Begitu banyak yang terjadi, dan jalan panjang yang kulalui, aku sampai di titik ini, dan kembali mencoba menggali impian yang dulu sempat tertanam di dalam (entah apa).

PENGUSAHA.

sedikit demi sedikit, kukumpulkan modal untuk ku membuka pintu usaha yang akan kujalankan.

3 konsep usaha yang sudah mempunyai dasar yang baik (menurutku), sedikit demi sedikit memunculkan wujudnya.

  1. Investasi Saham

Sudah 2 tahun aku menggelui dunia saham yang fluktuatif, dan membombardir keuanganku di dalamnya. Mempelajari berbagai analisa teknikal dan fundamental suatu perusahaan. Dan yang terpenting, mempelajari pengendalian psikologi diri sendiri.

Selama 2 tahun naik turun dalam dunia trading saham, akhirnya aku memutuskan untuk mengubah konsep trading (jangka pendek) menjadi investasi (jangka panjang). Saat ini aku sudah menabung saham di 6 perusahaan . Dan akan terus rutin menabung sedikit demi sedikit, sampai rentang waktu yang lama (>10 tahun).

2. Hidroponik & Lele

Tabungan yang kusisihkan sedikit demi sedikit, kubeli untuk sepetak tanah di kota Tebing Tinggi. Yang kebetulan, abang ku domisili di daerah itu. Saat ini, aku sudah berjoint dengan abangku, untuk mengembangkan sayuran hidroponik.

Kenapa hidroponik? Sebenarnya dari segi perhitungan bisnis, hidroponik memberikan margin yang tidak cukup banyak, untuk luasan 150m2, dari perhitunan ku pribadi, untung yang diperoleh per bulan, hanya sekitar 3-4 juta. Bisa 1 tahun untuk balik modal, atau istilah kerennya BEP (Break Event Point). Tapi untuk forecastnya, untuk menambah pundi2 keuntungan, rencanaku di bawah hidroponiknya, dibuat kolam lele dengan sistem bioflok. Untuk perhitungan bisnis lele nya sedikit lebih menguntungkan di banding dengan hidroponik, namun resiko dan waktu perawatannya juga lebih tinggi.

Untuk pelajaran awal, dibuat terlebih dahulu, hanya 40 lubang tanam di paralon. Keberjalanan waktu, apabila semuanya berjalan dengan lancar, kami akan kembangkan area hidroponik di areal tanah yang kubeli waktu dulu. Harapannya 1 tahun (2019) rencana ini sudah bisa di skala besarkan.

3. Bengkel Motor Honda- AHASS

Nah, ini adalah bisnis yang menurutku sedikit lebih complex dan butuh modal yang besar (>200jt). Setelah membaca berbagai sumber, akhirnya aku memutuskan untuk menghubungi pihak Honda terkait tata cara membangun kemitraan bengkel dan sparepart resmi dari mereka.
Terakhir, kemarin, saya dan tim dari Honda sudah menyaksikan bersama lokasi rumah yang akan menjadi bengkel motor.
Respon positif sudah disampaikan oleh pihak mereka, bahwasanya dari segi demand, sudah ada, tinggal saya menunggu bagaimana kelanjutan dari pihak Hondanya, dalam penilaian lebih lanjut.

Yappp, Itulah progress usaha yang sudah saya jalankan di akhir tahun 2018 ini. Semoga di 2019 nanti, semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang sudah saya konsep dan rencanakan.
Target saya pribadi adalah, sebelum umur 30, saya sudah memiliki bisnis yang berjalan dan menghasilkan, meskipun belum balik modal, tapi saya yakin, bahwa cepat atau lambat, konsep usaha yang saya tuliskan di atas , mempunya peluang yang sangat bagus ke depannya.

Kaleidoskop 2018

Haloo, kembali lagi saya menuliskan sesuatu di blog ini. Sudah sedikit lama mangkrak menulis. Hihihi.

2018- sisa 2 hari lagi. Tak henti-henti saya mengucapkan terimakasih saya kepada Tuhan, dimana saya masih bisa melewati hari demi hari di tahun ini dengan luar biasa. Begitu banyak berkat yang Tuhan berikan melalui apa saja yang terjadi dalam hidup ini.

Satu prinsip yang saya tanamkan dalam diri ini adalah, bahwa hidup adalah hari ini, detik ini.

Bahwa benar masa lalu adalah pengalaman yang memberikan makna serta pelajaran, dan masa depan adalah harapan.

Dan yang terpenting dari semuanya adalah, bagaimana cara kita menjalani saat ini.

2018 buatku adalah saat-saat termewah bisa merasakan pengalaman baru dalam petualangan menjangkau tempat-tempat baru.

Pendakian Merbabu dan Rinjani, menjadi cerita yang tergantikan sepanjang tahun ini.

Pengalaman lainnya : menantang ketakutan diri sendiri dengan bermain paralayang di puncak segoro gunung karanganyar, luar biasa, puas, begitu lepas rasanya bisa menjinakkan ketakutan diri sendiri.

Dan petualangan-petualangan lainnya yang cukup banyak aku lalui sepanjang tahun ini.

Ahh, rasanya akan sulit untuk bisa kembali merasakan keistimewaan petualangan yang sama di tahun 2019 nanti.

Karena di depan aku sudah merasakan hawa tanggung jawab yang begitu besar sedang menunggu. Fokus dan konsentrasi pasti akan lebih terkuras di banding tahun ini. Tapi aku tetap yakin, aku akan bisa memanfaatkan sebaik mungkin dan semenyenangkan mungkin waktu ku nanti saat di tempat yang baru.

Semangat menghadapi tahun 2019.